Pemerintah ternyata tidak main-main. Pagi ini beberapa situs sudah diblokir, seperti situs hidayatullah.com, eramuslim.com, dakwatuna.com dan lain-lain. Tentu saja pemblokiran situs ini menimbulkan kegaduhan di kalangan wartawan Islam.
�Mengapa kok hanya situs Islam yang diblokir. Kenapa situs-situs atau media yang dikomandani orang-orang Kristen Radikal dibiarkan,� kata seorang wartawan Suara Islam.
�Ini kan juga karena perintah Amerika kepada BNPT agar situs-situs Islam Radikal, terutama pendukung ISIS dan al Qaida diblokir. Dan M Fakhry pemimpin redaksi mustaqbal.net kena getahnya. Coba kalau wartawan sekuler atau Kristen, wah langsung heboh media massa. Wartawan ditangkap. Tapi karena Fakhry Islam judulnya ganti teroris ditangkap,� tambahnya.
Wartawan Harian Islam Republika juga geram. Gara-gara pemblokiran ini, Republika mengangkat isu kenapa situs Islam radikal dibredel, situs komunis dibiarkan? Mantan wartawan Kompas, Satrio Arismunandar juga mengangkat isu ini. Republika bahkan lebih keras lagi kemudian membuat judul: �Cara Kemenkominfo Lebih Jahat Dari Orba�.
Siswono Pemimpin Redaksi Sharia.co.id juga sangat menyesalkan sikap pemeirintah saat ini. �Di era internet dan kebebasan informasi sekarang, kenapa justru media Islam yang terkena bredel?
Kenapa media-media Kristen dan Komunis dibiarkan?� tanyanya. Siswono kemudian menjelaskan bahwa sharia.co.id merupakan situs baru, kalau umurnya lebih dari dua tahun mungkin juga sudah dibredel. Sedangkan seorang penulis di hidayatullah.com mengaku sedang menyiapkan pengacara. Sementara itu, di media social juga ramai ajakan demo untuk memprotes pemblokiran ini.
�Kalau perlu tidak cuma wartawan tapi semua pecinta media Islam, ayo kita turun ke jalan, juga bersama mahasiswa kita turunkan pemerintahan zalim Jokowi,� kata Sobari ar dalam facebooknya.
(*Nuim Hidayat)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.sharia.co.id/situs-islam-radikal-diblokir-situs-kristen-radikal-dan-komunis-dibiarkan_555461b07397733b1490557c
No comments:
Post a Comment