Hukum Membayar Zakat Fitrah dengan Uang Menurut 4 Mazhab


Bagaimana hukum membayar zakat fitrah dengan uang ? Urusan zakat fitrah ini merupakan kajian yang sangat menarik diperbincangkan dan selalu menjadi tema pembahasan di sebagian kalangan serta meninggalkan perbedaan pendapat.

Sebagian melarang pembayaran zakat fitrah dengan uang secara mutlak, sebagian memperbolehkan zakat fitrah dengan uang tetapi dengan bersyarat, dan sebagian lain

Privacy Policy for Belajar Bersama Mengenal Agama

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at Privacy.
At http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ we consider the privacy of our visitors to be extremely important. This privacy policy document describes in detail the types of personal information is collected and recorded by http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ and how we use it.
Log Files
Like many other Web sites, http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ makes use of log files. These files merely logs visitors to the site - usually a standard procedure for hosting companies and a part of hosting services's analytics. The information inside the log files includes internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date/time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. This information is used to analyze trends, administer the site, track user's movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.
Cookies and Web Beacons
http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ uses cookies to store information about visitors' preferences, to record user-specific information on which pages the site visitor accesses or visits, and to personalize or customize our web page content based upon visitors' browser type or other information that the visitor sends via their browser.
DoubleClick DART Cookie
→ Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on http://musliminmasakini.blogspot.co.id/.
→ Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to our site's visitors based upon their visit to http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ and other sites on the Internet.
→ Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html
Our Advertising Partners
Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include .......

  • Google
  • Commission Junction
  • Amazon
  • Widget Bucks
  • Adbrite
  • Clickbank
  • Linkshare
  • Yahoo! Publisher Network
  • Azoogle
  • Chitika
  • Kontera
  • TradeDoubler
  • Other
While each of these advertising partners has their own Privacy Policy for their site, an updated and hyperlinked resource is maintained here: Privacy Policies.
You may consult this listing to find the privacy policy for each of the advertising partners of http://musliminmasakini.blogspot.co.id/.

These third-party ad servers or ad networks use technology in their respective advertisements and links that appear on http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ and which are sent directly to your browser. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies (such as cookies, JavaScript, or Web Beacons) may also be used by our site's third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on the site.
http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

Third Party Privacy Policies
You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. http://musliminmasakini.blogspot.co.id/'s privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites. You may find a comprehensive listing of these privacy policies and their links here: Privacy Policy Links.
If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites. What Are Cookies?
Children's Information
We believe it is important to provide added protection for children online. We encourage parents and guardians to spend time online with their children to observe, participate in and/or monitor and guide their online activity. http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ does not knowingly collect any personally identifiable information from children under the age of 13. If a parent or guardian believes that http://musliminmasakini.blogspot.co.id/ has in its database the personally-identifiable information of a child under the age of 13, please contact us immediately (using the contact in the first paragraph) and we will use our best efforts to promptly remove such information from our records.
Online Privacy Policy Only
This privacy policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website and regarding information shared and/or collected there. This policy does not apply to any information collected offline or via channels other than this website.
Consent
By using our website, you hereby consent to our privacy policy and agree to its terms.


Update
This Privacy Policy was last updated on: Wednesday, June 7th, 2017. Privacy Policy Online Approved Site
Should we update, amend or make any changes to our privacy policy, those changes will be posted here.

BUNG KARNO AJAK UMAT ISLAM UNTUK SELALU AMBIL API SEMANGAT DARI ISLAM

AT-ISLAM - Sejarawan Alwi Shahab menekankan, saat Bung Karno mendekam di balik jeruji besi. Islam banyak memengaruhi pandangannya dalam politik. "Bung Karno banyak mengutip ayat Alquran dalam pidato. Dia begitu terpengaruh apa ajaran Islam," kata Alwi beberapa waktu lalu.

Bahkan, ia menyebutkan, paham Marxisme dan Leninisme membuatnya lebih meyakini Islam. Dasar teori komunisme tersebut yang membuat Bung Karno berpikir tentang masa depan bangsa Indonesia. Keyakinan untuk membebaskan rakyat dari penjajahan.

Di dalam penjara dan saat pengasingannya ke Ende, Bung Karno memahami Islam sebagai agama yang damai, berkah, antipenjajahan, dan eksploitasi manusia, serta revolusioner. Bung Karno ingin mengajak umat Islam di Indonesia selalu mengambil api semangat dari Islam.

Pakar sejarah Islam di Indonesia dari UIN Sunan Gunung Djati, Dr Moeflich Hasbullah, menuturkan, saat menumpang di kediaman HOS Tjokroaminoto, Bung Karno bisa dibilang masih dalam tahap belajar. Setelah banyak membaca dan bersurat dengan A Hassan, Bung Karno seperti menemukan versi Islam yang dalam jangka waktu lama dicari-carinya. �Kalau dibahasakan sekarang, mungkin (Bung Karno mengatakan) 'inilah yang selama ini saya cari-cari!'� kata Dr Moeflich kepada Republika, pekan lalu.

Menurut Dr Moeflich, Islam yang disukai Bung Karno bukan Islam yang lemah. Bukan umat yang mengeluh, penuh dengan khurafat, dan segala kemunduran hidup.  Dalam sebuah tulisannya pada tahun 1940, kata Dr Moeflich, Sukarno melihat ada gejala kurang baik dari sebagian kaum Muslim. Dengan nada kecewa, Sukarno menamakan mereka ini sebagai umat Islam yang "sontoloyo".
Salah satu contohnya, sebagian orang yang cenderung permisif terhadap mereka yang menyerobot hak kaum miskin atau anak yatim serta menyebarkan fitnah. Terhadap pihak-pihak ini, orang Islam "sontoloyo" itu tidak menudingnya sebagai menyalahi Islam.

Sebaliknya, kepada pihak-pihak yang, umpamanya, memakan daging babi, meski hanya sekerat, tudingan yang berat dapat dilancarkan. Hal itu bahkan tidak jarang disertai sebutan kafir. Singkatnya, bagi Sukarno, kaum Muslim "sontoloyo" adalah mereka yang hanya mementingkan aspek permukaan, alih-alih substansi, dalam beragama.

�Jadi, ketika belajar Islam, Bung Karno menemukannya pada sosok A Hassan. Islam versi modern, Islam versi rasional, yang tidak sontoloyo. Itu kan cerminan pemikiran modern Bung Karno,� kata Dr Moeflich.

Sumber : republika.co.id 

"Saya Indonesia, Saya Pancasila" apa komentar Tina Azizi ?

AT ISLAM  - Tina Azizi: Yang Ngaku-ngaku "Saya Indonesia, Saya Pancasila" Biasanya Malah Justru Sebaliknya 

Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2017 di sosial media ramai dengan pernyataan "Saya Indonesia, Saya Pancasila". Fenomene ini tak pernah ada dijumpai di era-era Presiden sebelum Jokowi. Fenomena ini kalau ditilik marak sejak kasus penistaan agama. Tiba-tiba ramai klaim paling Bhinneka, paling Pancasila, paling toleransi. Ada parade Bhinneka, ada aksi lilin, aksi kirim karangan bunga, dan sekarang "Saya Indonesia, Saya Pancasila".

Hal ini yang dipertanyakan Tina Azizi. Menurutnya orang yang suka ngaku-ngaku justru biasanya kebalikannya. Sebagaimana paparan yang diutarakan berikut ini:

Permisiiii ... numpang tanya, sekarang koq ujug2 banyak orang buat pernyataan dan avatar "Saya Indonesia, Saya Pancasila" ... memangnya ada yang nanya dan meragukan kewarganegaraan mereka ya? Kalau sudah membuat pernyataan seperti itu terus mau ngapain, apa itu merupakan persyaratan khusus menjadi warga negara Indonesia kelas tertentu? Siapa sih sebetulnya yang meragukan kewarganegaraan dan kepancasilaan mereka yang lahir, tumbuh besar, sekolah, bekerja, dan punya KTP Indonesia?

Duluuu jaman saya smp dan sma diwajibkan menghafal butir2 pengamalan dari setiap sila pada Pancasila yang waktu itu semuanya ada 36 butir, bahkan pada masa ospek waktu masuk perguruan tinggi diharuskan ikut penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sampai dapat sertifikat nya segala, tapi saat itu gak ada tuh klaim2an saya indonesia, saya pancasila.

Biasanya sih ya yang menilai sifat dan kepribadian seseorang itu orang lain dengan melihat sikap dan keseharian kita, bukan kita yang mengklaim sendiri. Kalau kita mengklaim sendiri punya sifat dan rasa kepribadian tertentu itu justru mencurigakan dan biasanya kebalikannya, alias cuma ngaku2 saja padahal kenyataannya tidak seperti itu.

Ah da saya mah apa atuh ... Saya Hanyalah Manusia, Makhluk Ciptaan Allah Yang Esa
?

(Tina Azizi)

sumber dari : https://www.facebook.com/tinaazizi