Sebagaimana kehidupan yang dialami semua orang, pastilah akan ada suatu beban masalah yang harus dihadapi. Kita tidak bisa lari dari kenyataan bahwasanya beban tersebut benar-benar ada dalam setiap langkah kita. Tinggal bagaimana kita mensikapinya. Diperlukan kedewasaan berpikir dan kebijaksanaan bertindak dalam mengatasinya.
Beban setiap orang pastilah berbeda. Walaupun tampaknya sama, tetapi bisa mempunyai dampak yang berbeda bagi setiap individu. Senyuman manis ataukah justru beban tersebut menjadi lebih berat seakan tiada pernah berakhir. Apa yang membedakannya?
Marilah sejenak kita renungkan firman Allah berikut dalam Surat Al Baqoroh Ayat 286.
Artinya: Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Pembaca yang budiman, sebagaimana ungkapan ayat di atas bahwasanya Allah SWT tidak akan memberikan suatu cobaan di luar batas kesanggupan manusia. Dalam pengertian yang lain bahwasanya di dalam setiap langkah manusia akan selalu diikutsertakan suatu beban masalah yang telah disesuaikan dengan kapasitasnya masing-masing.
Ibaratnya seseorang yang akan lulus dari pendidikan formal, maka dia harus mengikuti ujian yang harus dihadapi. Jikalau ia bersungguh-sungguh dalam ujian tersebut maka ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Begitupun sebaliknya, jika ia tidak bersungguh-sungguh, merasa terbebani atau mungkin mengabaikannya maka hasil buruk yang akan didapat.
Begitupun dalam kehidupan ini, Allah SWT akan selalu menguji hamba-Nya untuk menaikkan derajatnya. Dalam ayat tersebut, Allah SWT tidak akan menguji hamba-Nya secara percuma. Jalan yang ditempuh seseorang dalam mensikapi cobaan akan bermuara pada dua jalan. Menuju jalan kebaikan atau kejahatan. Disinilah Allah SWT sebagai penguji telah menyiapkan pahala bagi yang melakukan kebaikan dan siksa bagi pelaku kejahatan seseuai dengan janji-Nya dalam ayat di atas.
Untuk itu, sangat penting bagi seseorang untuk terus berprasangka dan bersikap yang baik, karena hal tersebut bisa membawa kepada kebahagiaan. Tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Kita juga harus yakin bahwasanya cobaan yang kita terima tidak akan melebihi batas kemampuan kita, melainkan sudah tertulis dalam kitab-Nya.
No comments:
Post a Comment